SHARE
Home > News > Features > Menilik Tradisi dan Kepercayaan dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Menilik Tradisi dan Kepercayaan dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

05 February 2019 23:47 WIB Features Imlek
Tahun Baru Imlek kali ini tidak hanya dirayakan di China lho, keturunan Tionghoa di berbagai belahan dunia juga ikut merayakannya, termasuk Indonesia. Salah satu tradisi yang paling ditunggu-tunggu dari Tahun Baru Imlek adalah pertunjukan barongsai dan ilong. Namun, bukan hanya barongsai dan ilong saja yang memeriahkan Tahun Baru Imlek.

Ternyata, masih banyak tradisi Tionghoa yang tidak kalah menarik. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah beberapa tradisi Tionghoa lainnya :

Pantangan
Ada serangkaian sejumlah ritual yang dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Salah satunya adalah membersihkan rumah mereka sebelum Imlek. Menurut kepercayaan Tionghoa, membersihkan rumah bisa mengeluarkan hal buruk selama setahun sebelumnya. Biasanya, mereka menyapu halaman rumah dan menata kondisi rumah menjelang Tahun Baru Imlek.

Membersihkan rumah justru pantang dilakukan saat Imlek. Sebab, membersihkan rumah saat Imlek dapat menghapus segala keberuntungan seseorang, ketika dilakukan sebelum Tahun Baru. Lalu, dalam tradisi Imlek juga harus menghindari kebiasaan menangis, mengucapkan kata kotor, berkata kasar, berpakaian hitam, makan bubur, meminjam uang, dan lainnya.

Kebiasaan menangis diartikan sebagai lambang kesedihan, dan hal itu harus dihindari. Mengucapkan kata-kata kotor dipercaya bakal menjadikan ucapan tersebut menjadi kenyataan. Sementara, makan bubur diartikan sebagai penghalang rezeki dan mendekatkan diri pada kemiskinan.

Angpau

Kata angpau berasal dari bahasa Hokkien, sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Hangbao yang bermakna amplop merah. Selain menjadi tradisi di China, pemberian angpau juga dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara dan beberapa negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa.

Tradisi pemberian angpau ini biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah terhadap yang belum menikah. Beberapa daerah di China Selatan dan Utara, angpau diberikan oleh orang tua kepada mereka yang berumur di bawah 25 tahun. Mengenai jumlah isi angpau yang diberikan, jumlahnya tidak bisa ditentukan. Tetapi, biasanya berjumlah genap.

Warna Merah

Pemberian angpau dilakukan dengan memasukannya ke dalam amplop berwarna merah. Segala hal yang berkaitan dengan Imlek juga identik dengan warna merah.

Mulai dari busana, amplop hingga ornamen atau beragam hiasan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Beberapa destinasi wisata juga dihiasi dengan lampion merah hingga lilin-lilin, dan ornamen atau bangunan berwarna merah.

Warna merah sendiri juga dimaknai dengan warna panas atau warna matahari. Unsur api diharapkan bisa memberikan suasana kebahagiaan. Serba-serbi warna merah itu menggambarkan sebuah pengharapan di tahun baru dengan segala kesedihan dan kegelapan yang digantikan dengan kebahagiaan.

Hujan

Dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek, biasanya identik dengan hujan deras. Tidak sedikit orang lho yang mengaitkan antara keduanya. Penjelasannya adalah bahwa memang setiap perayaan Imlek terjadi pada bulan-bulan yang identik dengan musim hujan.
ReplyReply allForward
Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Features > Menilik Tradisi dan Kepercayaan dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

Menilik Tradisi dan Kepercayaan dalam Perayaan Tahun Baru Imlek

05 February 2019 23:47 WIB
Features Imlek
Tahun Baru Imlek kali ini tidak hanya dirayakan di China lho, keturunan Tionghoa di berbagai belahan dunia juga ikut merayakannya, termasuk Indonesia. Salah satu tradisi yang paling ditunggu-tunggu dari Tahun Baru Imlek adalah pertunjukan barongsai dan ilong. Namun, bukan hanya barongsai dan ilong saja yang memeriahkan Tahun Baru Imlek.

Ternyata, masih banyak tradisi Tionghoa yang tidak kalah menarik. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah beberapa tradisi Tionghoa lainnya :

Pantangan
Ada serangkaian sejumlah ritual yang dilakukan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Salah satunya adalah membersihkan rumah mereka sebelum Imlek. Menurut kepercayaan Tionghoa, membersihkan rumah bisa mengeluarkan hal buruk selama setahun sebelumnya. Biasanya, mereka menyapu halaman rumah dan menata kondisi rumah menjelang Tahun Baru Imlek.

Membersihkan rumah justru pantang dilakukan saat Imlek. Sebab, membersihkan rumah saat Imlek dapat menghapus segala keberuntungan seseorang, ketika dilakukan sebelum Tahun Baru. Lalu, dalam tradisi Imlek juga harus menghindari kebiasaan menangis, mengucapkan kata kotor, berkata kasar, berpakaian hitam, makan bubur, meminjam uang, dan lainnya.

Kebiasaan menangis diartikan sebagai lambang kesedihan, dan hal itu harus dihindari. Mengucapkan kata-kata kotor dipercaya bakal menjadikan ucapan tersebut menjadi kenyataan. Sementara, makan bubur diartikan sebagai penghalang rezeki dan mendekatkan diri pada kemiskinan.

Angpau

Kata angpau berasal dari bahasa Hokkien, sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Hangbao yang bermakna amplop merah. Selain menjadi tradisi di China, pemberian angpau juga dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara dan beberapa negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa.

Tradisi pemberian angpau ini biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah terhadap yang belum menikah. Beberapa daerah di China Selatan dan Utara, angpau diberikan oleh orang tua kepada mereka yang berumur di bawah 25 tahun. Mengenai jumlah isi angpau yang diberikan, jumlahnya tidak bisa ditentukan. Tetapi, biasanya berjumlah genap.

Warna Merah

Pemberian angpau dilakukan dengan memasukannya ke dalam amplop berwarna merah. Segala hal yang berkaitan dengan Imlek juga identik dengan warna merah.

Mulai dari busana, amplop hingga ornamen atau beragam hiasan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Beberapa destinasi wisata juga dihiasi dengan lampion merah hingga lilin-lilin, dan ornamen atau bangunan berwarna merah.

Warna merah sendiri juga dimaknai dengan warna panas atau warna matahari. Unsur api diharapkan bisa memberikan suasana kebahagiaan. Serba-serbi warna merah itu menggambarkan sebuah pengharapan di tahun baru dengan segala kesedihan dan kegelapan yang digantikan dengan kebahagiaan.

Hujan

Dalam setiap perayaan Tahun Baru Imlek, biasanya identik dengan hujan deras. Tidak sedikit orang lho yang mengaitkan antara keduanya. Penjelasannya adalah bahwa memang setiap perayaan Imlek terjadi pada bulan-bulan yang identik dengan musim hujan.
ReplyReply allForward
Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Glory Petshop - Alam Sutera

, Tangerang, Banten, 15143

Buka pukul 09:30 - 21:00 Buka

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!