SHARE
Home > News > Education > Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital
Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital

Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital

28 May 2022 20:16 WIB Education Merahputih

Pelaku industri kreatif di Indonesia kini semakin meningkat setiap tahunnya. Pandemi menjadi salah satu pendorong banyak orang berkecimpung di dunia industri kreatif terutama di ranah digital. Berdasarkan survei Ipsos berjudul The Global Advisor Wave 29, sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia memilih menjadi lebih kreatif, kemudian hanya 25 persen yang ingin menjadi lebih pintar.

Persentase tersebut secara global menempatkan masyarakat Indonesia yang memilih menjadi kreatif berada di atas Swedia (69 persen) dan Turki (67 persen).

Baca juga: Serunya Membedah Personal Branding yang Kreatif di Sosial Media

Para peserta saat mengikuti webinar Creative Thinking: Let Your Ideas Grow
Para peserta saat mengikuti webinar Creative Thinking: Let Your Ideas Grow. Foto: dok. MerahPutih.com

Dalam usaha mendukung pengembangan proses berpikir kreatif di era digital, MerahPutih.com menggelar webinar Creative Thinking: Let Your Ideas Grow dengan mengundang dua penggiat industri kreatif, yaitu content creator Pedro Setiabudi dan Patrick Effendy.

Keduanya berpendapat creative thinking memang sesuatu hal perlu dibiasakan dan harus terus diupayakan. Pedro nan banyak berkarya di platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan YouTube mengatakan berpikir kreatif sangat penting agar terus menghasilkan karya terbaik dan konsisten.

"Kalau seperti aku, karena banyak berkarya di sosial media, creative thinking itu penting banget agar terus konsisten mengunggah konten supaya bisa terus eksis dan mempertahankan audiens," kata Pedro.

Baca juga: Kumulo Creative Compound BSD, Wadah Bagi Pelaku Industri Kreatif di Tanah Air

Ide Konten Baru dan Unik Harus Dipertahankan

Ilustrasi penerapan creative thinking
Ilustrasi penerapan creative thinking. Foto: Daria Nepriakhina/Unsplash

Selain itu, menurutnya, ide konten baru, unik, dan segar juga harus dipertahankan agar audiens lama dapat bertahan dan mampu menggaet audiens baru. Dalam mengatasi masalah kala mengalami buntu ide, ia mengatakan tak jarang ide kreatif justru datang di saat tak terduga.

"Kalau aku justru biasanya ide kreatif datang dari shower thoughts, artinya kadang saat lagi mandi atau lagi diam aja di kamar mandi justru biasanya ide-ide malah datang dan dari sana baru dikembangkan lagi," ungkapnya.

Sementara itu, bagi Patrick, berpikir kreatif juga perlu titik rehat ketika mengalami kebuntuan berpikir. CEO Majelis Lucu Indonesia (MLI) itu menekankan perlunya bagi para pembuat konten untuk berhenti sebentar bahkan mengulang dari awal agar semua ide dapat mengalir kembali dengan segar.

"Sering kalau di tempat aku bekerja, itu kalau ada idenya nyangkut pas lagi garap album mereka berhenti dulu, bahkan ulang dari awal, pindah studio, dan sebagainya. Itu supaya ide-ide segar itu bisa mengalir kembali," jelasnya.

Patrick tak memungkiri keuntungan kemampuan berpikir kreatif dalam konteks keuntungan finansial, sebab bagi dirinya sebagai pelaku industri kreatif konten-konten segar dan menarik kini begitu disenangi audiens.

"Tetap saja ujung-ujungnya dari creative thinking ini kan pasti ke cuan dan kalau kita terbiasa berpikir kreatif, ini bagus banget karena dari ide bisa jadi suatu produk sehingga dapat dijual," ujarnya. (*)

Baca juga: Berikut 3 Jurusan Kuliah Buat Kamu yang Ingin Kerja di Dunia Kreatif

Soffi Amira P.
[email protected]

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!
Home > Blog > Education > Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital

Pentingnya Creative Thinking untuk Menciptakan Inovasi di Era Digital

28 May 2022 20:16 WIB
Education Merahputih

Pelaku industri kreatif di Indonesia kini semakin meningkat setiap tahunnya. Pandemi menjadi salah satu pendorong banyak orang berkecimpung di dunia industri kreatif terutama di ranah digital. Berdasarkan survei Ipsos berjudul The Global Advisor Wave 29, sebanyak 75 persen masyarakat Indonesia memilih menjadi lebih kreatif, kemudian hanya 25 persen yang ingin menjadi lebih pintar.

Persentase tersebut secara global menempatkan masyarakat Indonesia yang memilih menjadi kreatif berada di atas Swedia (69 persen) dan Turki (67 persen).

Baca juga: Serunya Membedah Personal Branding yang Kreatif di Sosial Media

Para peserta saat mengikuti webinar Creative Thinking: Let Your Ideas Grow
Para peserta saat mengikuti webinar Creative Thinking: Let Your Ideas Grow. Foto: dok. MerahPutih.com

Dalam usaha mendukung pengembangan proses berpikir kreatif di era digital, MerahPutih.com menggelar webinar Creative Thinking: Let Your Ideas Grow dengan mengundang dua penggiat industri kreatif, yaitu content creator Pedro Setiabudi dan Patrick Effendy.

Keduanya berpendapat creative thinking memang sesuatu hal perlu dibiasakan dan harus terus diupayakan. Pedro nan banyak berkarya di platform media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan YouTube mengatakan berpikir kreatif sangat penting agar terus menghasilkan karya terbaik dan konsisten.

"Kalau seperti aku, karena banyak berkarya di sosial media, creative thinking itu penting banget agar terus konsisten mengunggah konten supaya bisa terus eksis dan mempertahankan audiens," kata Pedro.

Baca juga: Kumulo Creative Compound BSD, Wadah Bagi Pelaku Industri Kreatif di Tanah Air

Ide Konten Baru dan Unik Harus Dipertahankan

Ilustrasi penerapan creative thinking
Ilustrasi penerapan creative thinking. Foto: Daria Nepriakhina/Unsplash

Selain itu, menurutnya, ide konten baru, unik, dan segar juga harus dipertahankan agar audiens lama dapat bertahan dan mampu menggaet audiens baru. Dalam mengatasi masalah kala mengalami buntu ide, ia mengatakan tak jarang ide kreatif justru datang di saat tak terduga.

"Kalau aku justru biasanya ide kreatif datang dari shower thoughts, artinya kadang saat lagi mandi atau lagi diam aja di kamar mandi justru biasanya ide-ide malah datang dan dari sana baru dikembangkan lagi," ungkapnya.

Sementara itu, bagi Patrick, berpikir kreatif juga perlu titik rehat ketika mengalami kebuntuan berpikir. CEO Majelis Lucu Indonesia (MLI) itu menekankan perlunya bagi para pembuat konten untuk berhenti sebentar bahkan mengulang dari awal agar semua ide dapat mengalir kembali dengan segar.

"Sering kalau di tempat aku bekerja, itu kalau ada idenya nyangkut pas lagi garap album mereka berhenti dulu, bahkan ulang dari awal, pindah studio, dan sebagainya. Itu supaya ide-ide segar itu bisa mengalir kembali," jelasnya.

Patrick tak memungkiri keuntungan kemampuan berpikir kreatif dalam konteks keuntungan finansial, sebab bagi dirinya sebagai pelaku industri kreatif konten-konten segar dan menarik kini begitu disenangi audiens.

"Tetap saja ujung-ujungnya dari creative thinking ini kan pasti ke cuan dan kalau kita terbiasa berpikir kreatif, ini bagus banget karena dari ide bisa jadi suatu produk sehingga dapat dijual," ujarnya. (*)

Baca juga: Berikut 3 Jurusan Kuliah Buat Kamu yang Ingin Kerja di Dunia Kreatif

Soffi Amira P.
[email protected]
Baru Dibuka

Lumiere Kitchen & Wardrobe

Jl. Kp. Dongkol, Tangerang, Banten, 15320

Buka pukul 10:00 - 18:00 Tutup

Side.id - Media Kawasan Alam Sutera, BSD dan Gading Serpong

Merupakan media untuk memberikan rekomendasi tempat yang berdasarkan lokasi, rating, dan kategori yang diinginkan. Sudah punya usaha bisnis dan ingin menyampaikan profil bisnis Anda kepada pembaca setia? Daftarkan sekarang! Gratis!